Pages

Senin, 18 Maret 2013

Dubai Saingi New York Bangun Bianglala Terbesar di Dunia

Akhir tahun lalu Wali Kota New York memastikan bakal membangun bianglala yang lebih tinggi dari patung Liberty. Kini mereka mendapat saingan dari Dubai yang akan membangun bianglala lebih tinggi lagi.

Negara yang terkenal dengan hotel Burj Khalifa itu akan menamakan bianglala tersebut dengan Dubai Eye. Bianglala itu akan berdiri setinggi 210 meter dan ditargetkan mampu menarik 3 juta pengunjung. Ketinggian tersebut adalah 250 kaki lebih tinggi dari London Eye dan 58 kaki dari yang direncanakan New York.

Dubai Eye ini akan menjadi bagian dari proyek ambisius Bluewaters Island yang merupakan komplek hiburan. Pulau buatan itu akan selesai dikerjakan pada 2015 mendatang dan pembangunan sarananya pada 2016. Proyek ini sendiri bagian dari 5 taman hiburan sekelas Universal Studios dan mall terbesar sedunia.

“Dubai Eye pastinya akan mendominasi langit Dubai,” ucap Abdullah Al Habbai, kepala Meraas Holding. “Proyek ini akan terus berlangsung untuk membangun reputasi Arab sebagai pemimpin dunia di bidang hiburan.”

Pembangunan Dubai Eye sendiri akan dimulai Juni mendatang. Dari sana akan menawarkan pemandangan garis pantai Dubai dan Burj Al Arab, Palm Jumeirah serta Burj Khalifa. Nilai proyeknya diperkirakan menelan biaya sebesar USD 1,6 miliar (Rp 15,44 triliun).

Dubai Saingi New York Bangun Bianglala Terbesar di Dunia

Akhir tahun lalu Wali Kota New York memastikan bakal membangun bianglala yang lebih tinggi dari patung Liberty. Kini mereka mendapat saingan dari Dubai yang akan membangun bianglala lebih tinggi lagi.

Negara yang terkenal dengan hotel Burj Khalifa itu akan menamakan bianglala tersebut dengan Dubai Eye. Bianglala itu akan berdiri setinggi 210 meter dan ditargetkan mampu menarik 3 juta pengunjung. Ketinggian tersebut adalah 250 kaki lebih tinggi dari London Eye dan 58 kaki dari yang direncanakan New York.

Dubai Eye ini akan menjadi bagian dari proyek ambisius Bluewaters Island yang merupakan komplek hiburan. Pulau buatan itu akan selesai dikerjakan pada 2015 mendatang dan pembangunan sarananya pada 2016. Proyek ini sendiri bagian dari 5 taman hiburan sekelas Universal Studios dan mall terbesar sedunia.

“Dubai Eye pastinya akan mendominasi langit Dubai,” ucap Abdullah Al Habbai, kepala Meraas Holding. “Proyek ini akan terus berlangsung untuk membangun reputasi Arab sebagai pemimpin dunia di bidang hiburan.”

Pembangunan Dubai Eye sendiri akan dimulai Juni mendatang. Dari sana akan menawarkan pemandangan garis pantai Dubai dan Burj Al Arab, Palm Jumeirah serta Burj Khalifa. Nilai proyeknya diperkirakan menelan biaya sebesar USD 1,6 miliar (Rp 15,44 triliun).

Senin, 18 Maret 2013

Dubai Saingi New York Bangun Bianglala Terbesar di Dunia

Diposting oleh Ajeng Ayu Nurastikasari di 05.25
Akhir tahun lalu Wali Kota New York memastikan bakal membangun bianglala yang lebih tinggi dari patung Liberty. Kini mereka mendapat saingan dari Dubai yang akan membangun bianglala lebih tinggi lagi.

Negara yang terkenal dengan hotel Burj Khalifa itu akan menamakan bianglala tersebut dengan Dubai Eye. Bianglala itu akan berdiri setinggi 210 meter dan ditargetkan mampu menarik 3 juta pengunjung. Ketinggian tersebut adalah 250 kaki lebih tinggi dari London Eye dan 58 kaki dari yang direncanakan New York.

Dubai Eye ini akan menjadi bagian dari proyek ambisius Bluewaters Island yang merupakan komplek hiburan. Pulau buatan itu akan selesai dikerjakan pada 2015 mendatang dan pembangunan sarananya pada 2016. Proyek ini sendiri bagian dari 5 taman hiburan sekelas Universal Studios dan mall terbesar sedunia.

“Dubai Eye pastinya akan mendominasi langit Dubai,” ucap Abdullah Al Habbai, kepala Meraas Holding. “Proyek ini akan terus berlangsung untuk membangun reputasi Arab sebagai pemimpin dunia di bidang hiburan.”

Pembangunan Dubai Eye sendiri akan dimulai Juni mendatang. Dari sana akan menawarkan pemandangan garis pantai Dubai dan Burj Al Arab, Palm Jumeirah serta Burj Khalifa. Nilai proyeknya diperkirakan menelan biaya sebesar USD 1,6 miliar (Rp 15,44 triliun).